Pages

Saturday, September 22, 2018

SWEET-TALK WITH RUFIN DHI | [BLOGTOUR] THE MAN WHO PLAYS PIANO


Hai halo readers!! Selamat datang di "restaurant" milikku, Books for Tummy. Aku sangat tersanjung lho karena "restaurant" milikku ini kedatangan tamu yang spesial yaitu Roro (Penerbit Twigora) dan Ipin. Nah, ternyata Roro dan Ipin (Rufin Dhi) mengajak aku dalam event Blogtour novel terbaru Ipin yang berjudul The Man Who Plays Piano.

Blogtour di "restaurant" milikku ini akan berlangsung selama 3 (tiga) hari yang dimulai hari ini hingga 24 September 2018

Sebagai bocoran nich, readers, The Man Who Plays Piano ini novel kedua Ipin yang telah diterbitkan dan ternyata merupakan Juara Ketiga pada kompetisi menulis yang dilakukan oleh Penerbit Twigora, Sweet and Spicy Romance 2016. Kece banget kan?? Iya dong...

Penasaran kan dengan novel berkaver manis? Tapi tunggu dulu, sebelum kita ulas, aku akan mengajak readers berkenalan dengan kakak penulisnya lho, karena aku berkesempatan sweet-talk manja gitu dengannya.
***

:: [SWEET-TALK WITH RUFIN DHI] ::

1. Apakah Kak Rufin mengalami kesulitan dalam menulis novel The Man Who Play Piano?
"Kesulitan pasti ada, terutama rasa malas. Musuh terbesar penulis. πŸ˜‚ Tapi, kalau lagi malas lalu beralasan writer block, biasanya kuatasi dengan memaksakan menulis. Biasanya kalau sudah dipaksa terus menulis, mood menulisnya muncul dan malasnya hilang."

"Kesulitan lainnya adalah membagi waktu dengan kuliah. Aku adak terlambat mengetahui lombanya, sekitar Oktober gitu, baru menulis secara penuhnya Oktober - Desember. Pas banget lagi UTS dan finishing-nya pas mau UAS di kampus. Sempat agak kewalahan, tapi alhamdulillah keduanya terlewati dengan baik πŸ˜„."

2. Apakah kakak melakukan riset khusus untuk menulis novel ini?
"Kalau khusus, semacam turun ke lapangan, dsb. gitu sih nggak. Lebih kepada riset standar aja, misalnya mencari tau tentang musik piano yang menjadi kunci di novel ini, dan mencari musik-musik yang pas (juga enak) untuk dimasukkan ke novel." 

3. Setiap menulis sebuah novel, pasti ada sebuah harapan yang muncul kan kak, nah harapannya Kak Rufin untuk novel ini apa?
"Aku berharap novel ini bukan menjadi novel terakhir yang kutulis dan tersebar ke seluruh Indonesia. Menjadi batu pijakanku untuk karya-karyaku yang berikutnya dan bisa menjadi inspirasi teman-teman sekalian yang ingin menjadi penulis untuk pantang menyerah mewujudkan mimpinya."

4. Scene yang paling berkesan dari novel The Man Who Play Piano apa kak? Dan kenapa itu yang paling berkesan?
"Penginnya sih jawab semuanya berkesan karena ada suka-duka yang berbeda di masing-masing scene, hehe. Tapi, mungkin yang paling teringat itu scene cekcok atau pas konflik gitu. Karena aku butuh emosi yang pas saat menuliskan narasi dan dialognya. Pas nulis adegan sedih, apalagi sengaja pasang musik piano, itu juga keikut sedih dong. Jadinya berkesan juga." πŸ˜‚

5. Pertanyaan terakhir ini mungkin sudah sering banget ditanyakan. Sejak kapan Kak Rufin suka menulis? Dan apa yang membuat Kak Rufin ingin menjadi penulis?
"Aku kurang ingat mendeklarasikan diri ini suka menulis sejak kapan, tapi kelas 6 SD aku pertama kalinya menulis naskah novel (cerita anak-anak). Kalau dari faktor eksternal, yang membuatku ingin jadi penulis adalah ajakan menulis yang selalu ada di belakang buku KKPK dan PBC juga penulis-penulis cilik yang sudah menghasilkan karya―aku juga pengin bisa nerbitin buku kayak mereka."

"Faktor internalnya, pada dasarnya aku suka berbagi cerita, tapi lebih suka melalui tulisan. Lantas, aku berpikir bahwa penulis adalah jalan yang tepat untukku berbagi cerita melalui tulisan-tulisan yang kubuat." πŸ˜Š
***

:: [PROFIL PENULIS] ::


RUFIN DHI adalah nama pena milik Rifina Dwiseptia Hanafi. Penulis yang lebih akrab dipanggil Ipin ini lahir di Pontianak, 4 September 1997. Kini tinggal di Kota Depok, dan berstatus sebagai seorang mahasiswi di program studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia.

Sudah menyelami dunia kepenulisan sejak tahun 2009. A Man Who Plays Piano adalah novel keduanya. Novel pertamanya berjudul The Joker's Secret (DAR!Mizan, 2013). Selain itu, pernah memenangkan belasan lomba menulis dan berkontribusi dalam beberapa buku antologi, yaitu Fragmentasi Ciuman di Bawah Hujan (Hubsche Maedchen, 2012), Kejutan Sebelum Ramadhan #20 (Nulisbuku, 2013), Ground Zero (Divapress, 2014), dan Diakritik dalam Edensor Waktu (Parade Puisi, 2017).

Cukup aktif di blog pribadinya, rufindhi.wordpress.com. Tidak perlu sungkan untuk menyapanya di sana, atau bisa juga diajak ngobrol lewat instagram (@rifihana) dan surel (rifinahanafi@gmail.com).
***

:: [JADWAL & BLOG PARA HOST] ::

19 – 21 SEPTEMBER 2018 : ATHAYA

22 – 24 SEPTEMBER 2018 : IKA MAYANG SARI
URL Blog : SELAMAT DATANG DI "RESTAURANT" AKU!! ENJOY THE MENU!!

25 – 27 SEPTEMBER 2018 : KHAIRISA RAMADHANI PRIMAWESTRI

28 – 30 SEPTEMBER 2018 : AINI EKA

1 – 3 OKTOBER 2018 : PIDA ALANDRIAN

4 – 6 OKTOBER 2018 : WAHYUNITRI WAGYO

7 – 9 OKTOBER 2018 : RATNA KOMALASARI

10 – 12 OKTOBER 2018 : TASYA DEVI
URL Blog:perpuskeciltasya.wordpress.com

13 – 15 OKTOBER 2018 : INTAN NOVRIZA KAMALA SARI

 16 – 18 OKTOBER 2018 : JURNAL BIE
***

Sudah penasaran? Hari pertama ini aku sudah menyajikan "menu" sweet-talk bersama Ipin. Menu apa yang akan aku hidangkan di hari kedua dan hari ketiga?

Hari kedua, aku akan menyajikan menu utama yaitu review dari novel kece ini daaaaaaaaaaan....PHOTO CHALLENGE hehehhee...

Sedangkan hari ketiga, aku akan menyajikan menu penutup yaitu GIVEAWAY yang berhadiah 1 (satu) eksemplar novel kece ini lho.

Jadi, simak terus blog-ku yak. Boleh banget lho kalau mau difollow. Sampai ketemu besok ya, readers.

12 comments:

Unknown said...

Penulis nya masih muda, hebat bisa bagi waktu antara kuliah dan nulis..

Ilmi Fadillah said...

Keren Kak Ipin, muda banyak karya.

Unknown said...

Musik piano emang paling bisa bikin mellow yaa

Rika Oktaviani said...

Awalnya aku bingung loh kak, kenapa dipanggil Ipin?

Aku kira, Ipin nya UpinπŸ˜‚

Eh ternyata nama panggilannyaπŸ˜‚, dan ternyata kakak penulisnya beda setahun doang sama aku tapi karyanya udah wow banget ah jadi makin penasaran

Blogngyaazwar said...

hmmh... emang #THEMANWHOPLAYSPIANO ini bikin kepo banget deh...

Review by Siska said...

Wahhh.. Hebat kak Ipin ini, mesti waktu sudah mepet dan ada ujian di kampus,masih semangat melanjutkan menulis. Dan terbukti, usaha dan niat tidak akan mengkhianati hasil.

Unknown said...

Ternyata Rufin mmasih muda banget. Namun karya yang dihasilkan patut diancungi jempol. Semangat dan kegigihannya juga patut diberi apresiasi. Lewat buku yang dihasilkan mampu mendeskripsikan seperti apa alunan music piano yang tercipta mampu membuat orang jatuh cinta. Terimakasih Rufin buat kisah yang diberikan lewat buku yang kamu ciptakan.. 😊

Unknown said...

Salut buat ka rafin,, masih young udah bisa bikin novel romance yg baru di review aja udah bikin aq baper, covernya juga keren banget aku ke inget terus 😒 ,, jadi penasaran pengen baca πŸ˜„

venusreads said...

Emang sih kalo udah dengerin musik piano itu pasti bakalan kebawa suasana, apalagi suara dari piano itu bikin mood lebih bagus biasanya ��

Siti Nur Afifah said...

Iri sama penulisnya yang masih muda sudah punya buku sendiri. Aku yang daei dulu nulis aja belom kelar-kelar. Emang ya kalo males nulis itu harus dipaksakan nulis.

story from puyu said...

Beda satu tahun dong sama aku! Jadi pengen baca novelnya

Farina Pratiwi said...

Piano memang selalu berhasil bikin hanyut❤❤

Post a Comment

[BOOKTOUR] VACANCY 2/2

:: [IDENTITAS BUKU] :: Judul : Vacancy 1/2 Penulis : Pinkishdelight ( @pinkishbooks ) Penerbit : Cetakan Pertama, Jakarta 2019 oleh...